Minggu, 05 Juni 2016

Mimpi Sang Pecinta


Malam ini, tepat pada tanggal 05 Juni 2016, malam pertama untuk menunaikan ibadah shalat tarawih. Terselip kata syukur saat aku masih di beri kesempatan untuk merasakan indahnya ramadhan di tahun ini. Namun tak sedikit pula kegelisahan dan kebimbangan yang aku rasakan saat ini.
__

Sahur pertama kali ini tak lagi aku lalui bersama orang-orang tercintaku di rumah sana.
Kulewati semua ini sendiri, ya ini pilihanku.
Pergi menghilangkan diri sementara untuk setiap beban yang ada di fikiranku.
Mungkin memang bukan satu kedewasaan, tapi untuk saat ini biarlah begini jalan ceritaku.
Aku tak ingin menambah beban fikiranku, jika harus tetap berdiam diri di rumah.
Walau sebenarnya berat aku rasakan untuk berpisah sementara dengan keluarga tercintaku.
Semua berawal dari kehancuran diriku, kehancuran karirku, dan nasib percintaanku.
Serasa semua masalah datang secara bersamaan kedalam hari-hariku yang sebelumnya berwarna, indah.

" Semua ini salahku, aku yang salah mengartikan semua hal yang kamu kasih buat aku ian " ucapku memecahkan kebisuan.

Di depanku, duduk sesosok pria dengan perawakan tinggi. Rian namanya.

" Aku sayang kamu, sayang banget sama kamu. Aku juga gak tahu bagaimana akhirnya nanti " ucapnya sambil menarik lenganku. Mencoba menenangkan diriku dengan air mata yang mulai menitik.

" Kamu gak salah, gak pernah salah. Semua ini salah aku, aku yang tetap memaksakan diri buat masuk ke hidup kamu. Padahal aku tahu keadaan kamu saat itu " lanjutnya sambil mempererat pelukannya.

Air mataku kembali menitik, bahkan bertambah deras. Aku tak mampu menahan semua perasaan ini. Rasa kecewa, sedih, terluka, marah semua bercampur di dalamnya.

Namun apa yang bisa aku lakukan ?
Haruskah aku marah kepada Rian untuk setiap kejujuran yang sudah dia berikan kepadaku ?
Bukankah kejujuran itu lebih baik, dan harus di hargai ?
Sekalipun itu sakit untuk di dengar.

" Seandainya kamu tahu apa yang aku rasain ian, kamu datang disaat aku down dalam kehidupan aku sendiri. Berusaha untuk fokus di karir aku walaupun sekarang semuanya berantakan. Aku sudah bilang ke kamu, aku gak mau dekat dengan siapa-siapa. Gak mau menjalin hubungan dengan siapapun saat itu, terlebih aku habis operasi. Dan kamu tahu kalau aku di tinggalin seseorang di masa lalu tanpa kabar setelah aku selesai operasi. Kamu datang, memberi segalanya. Cinta, perhatian, kasih sayang dan semua sempat aku tolak karena aku gak mau berharap lagi dengan siapapun ". ucapku menjadi dengan tangisanku.